Belasan KK di Ponorogo Alami Kekeringan, Terpaksa Gunakan Air Sungai Yang Tak Layak Konsumsi

Sejumlah warga saat mengambil air sungai

Ponorogo, koranmemo.co – Memasuki awal kemarau ini Warga Lingkungan Magersari, Dusun Sukun, Desa Sidoharjo Kecamatan Pulung mengalami kekeringan.

Mereka mulai kebingungan dalam mendapatkan sumber air bersih, setelah satu satunya di sumur galian sudah tidak mengeluarkan air.

Read More

Akhirnya, sejumlah warga mulai memanfaatkan aliran sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Padahal air sungai tersebut tidak layak untuk dijadikan air konsumsi. Ada 13 kepala keluarga dalam lingkungan tersebut, yang mana merupakan buruh petik daun minyak kayu putih.

Baca juga: Launching ILP, Pj Wali Kota Kediri Tekankan Tiga Hal Ini

“Di sini total ada 33 jiwa, kekeringan ini selalu terjadi setiap musim kemarau, air dari sumur juga sudah tidak ada,” Ungkap Marten salah satu warga kepada wartawan, Senin (29/7/2024).

Selain tidak layak untuk dikonsumsi, satu satunya sumber air yang ada di sungai setempat juga memiliki kedalaman sekitar 10 meter, warga harus menggunakan cara manual karena pompa air pun tidak mampu menyedot air karena terlalu dalam.

“Ngambilnya juga gantian, karena yang membutuhkan juga banyak, pakainya juga timba manual,” terang Marten.

Baca juga: Kakek di Trenggalek Tewas Mengapung di Sungai Kedung Malang Usai Tiga Hari Tak Pulang Saat Cari Rumput

Marten menambahkan, selain untuk minum air tersebut juga digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian. Meski tidak layak konsumsi, warga memiliki cara khusus agar air tersebut bisa dikonsumsi, yakni dengan cara diendapkan selama 7 hari.

“Zat kapurnya tinggi, jadi setelah diambil ditampung dulu seminggu baru nanti bisa dimasak untuk dikonsumsi,” imbuhnya.

Hal serupa juga dialami warga lain Kasdi, pria yang bekerja sebagai buruh petik tersebut mengaku setiap hari harus bolak balik untuk mengambil air sungai yang berjarak 300 meter dari rumahnya. Selain dikonsumsi, air tersebut juga digunakan untuk keperluan hewan ternaknya.

Baca juga: Gerindra Beri Rekomendasi untuk Petahana Mas Ipin – Syah di Pilkada Trenggalek 2024

“Setiap hari 10 liter bawa jirigen bolak balik, ada paling 300 meter, karena juga untuk hewan ternak mas,” pungkasnya.

Sementara, Ketua RT, Nurhadi mengaku jika sudah berkirim surat permintaan dropping air bersih ke BPBD Ponorogo. Menurutnya warga sudah mengeluh kekurangan air bersih sejak awal bulan Juni lalu.

Ia menambahkan jika sebenarnya lingkungan tersebut memiliki depo air isi ulang, tapi warga memilih mengambil di sungai karena kondisi ekonomi.

Baca juga: Bendahara SMP di Trenggalek Korupsi Dana Bantuan Operasional Sekolah Senilai Rp 514 Juta

“Upaya untuk mencari titik sumber air bersih pun sudah dilakukan. Tapi susah karena disini kawasan perbukitan batu,” pungkas Nurhadi.

Reporter : Sony Dwi P
Editor : Della Cahaya

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *