Awal Musim Kemarau, 6 Peristiwa Kebakaran Hutan dan Lahan Terjadi di Ponorogo

Petugas BPBD saat berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) (BPBD for memo)

Ponorogo, koranmemo.co – Awal musim kemarau, sejumlah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah terjadi di Ponorogo.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat sedikitnya ada 6 peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama Juni hingga Juli.

Read More

Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun mengatakan jika 6 kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut hampir terjadi di seluruh wilayah. Baik dari wilayah bagian barat utara timur dan selatan Ponorogo.

Baca juga: Tangkapan Ikan Laut di Trenggalek Capai 8.746 Ton di Semester Pertama

Masun menambahkan, jika saat ini pihaknya sudah menetapkan status siaga potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut terjadi di Desa Tanjung Gunung, Kecamatan Badegan terjadi pada 17 Juni 2024. Lalu di kawasan Gunung Mangge, Kecamatan Sukorejo, pada 22 Juni 2024.

“Untuk pemadaman kita lakukan dengan cara manual, dengan menerjunkan TRC dibantu dengan warga sekitar serta TNI Polri,” terangnya.

Baca juga: Memperingati Hari Pramuka: Sejarah, Tema, dan Makna Lambang

Disusul tanggal 19 Juli 2024 di Desa Duri Kecamatan Slahung, berlanjut tanggal 26 Juli yakni di Desa Tugurejo Kecamatan Slahung dan Desa Karanglo Kidul Kecamatan Jambon. Terakhir pada tanggal 31 Juli 2024 di Desa Badegan, Kecamatan Badegan.

“Untuk luasan yang terdampak bervariatif ada yang 1 hektare hingga 2 hektare, tapi ada beberapa yang masih kita hitung,” imbuhnya.

Mantan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) tersebut juga menyebut jika penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut diduga karena faktor kelalaian.

Baca juga: Berangkatkan Atlet Balap Sepeda, Pj Wali Kota Kediri Beri Semangat Bertanding

Meskipun tidak merembet ke pemukiman warga, namun pihaknya tetap menghimbau agar lebih waspada dan berhati-hati.

“Penyebabnya bisa putung rokok seperti di Badegan karena memang posisi hutannya tepat di pinggir jalan raya. Masyarakat harus lebih waspada dan berhati-hati serta tidak melakukan tindakan yang berpotensi menimbulkan karhutla,” pungkas Masun.

Reporter: Sony Dwi P
Editor: Della Cahaya

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *