KORANMEMO.CO – Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah masalah serius yang dapat terjadi di berbagai lapisan masyarakat.
Tindakan KDRT tidak hanya bisa merusak fisik, tetapi juga psikis dan emosional korban.
Sayangnya, banyak orang yang masih menganggap remeh atau bahkan tidak menyadari bahwa mereka mengalami KDRT selama menjalani rumah tangga.
Untuk meningkatkan kesadaran, penting untuk memahami berbagai jenis KDRT yang sering terjadi dalam hubungan rumah tangga, berikut diantaranya :
1. Kekerasan Fisik
Tindakan ini melibatkan segala bentuk kekerasan yang melukai tubuh, seperti memukul, menendang, mendorong, atau mencekik.
Kekerasan fisik sering kali meninggalkan bekas luka atau memar yang jelas terlihat pada tubuh korban.
Namun, dampak dari kekerasan fisik tidak hanya terbatas pada cedera fisik, tetapi juga dapat menyebabkan trauma psikologis yang mendalam.
2. Kekerasan Psikologis
Kekerasan psikologis atau emosional adalah bentuk yang lebih sulit dideteksi karena tidak meninggalkan bekas fisik.
Ini termasuk pelecehan verbal, penghinaan, manipulasi, intimidasi, dan ancaman pada korban.
Kekerasan jenis ini dapat merusak harga diri korban dan menyebabkan depresi, kecemasan, serta masalah kesehatan mental lainnya.
Pelaku biasanya menggunakan kekerasan psikologis untuk mengontrol dan memanipulasi korban.
3. Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual dalam hubungan rumah tangga sering kali diabaikan karena mitos bahwa hubungan seksual adalah kewajiban dalam pernikahan.
Namun, pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan adalah bentuk dari tindak kekerasan.
Ini bisa berupa pemerkosaan oleh pasangan, pelecehan seksual, atau pemaksaan melakukan aktivitas seksual yang tidak diinginkan.
Kekerasan seksual dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental korban, serta merusak hubungan intim antara pasangan.
4. Kekerasan Ekonomi
Kekerasan ekonomi adalah bentuk tindakan yang melibatkan kontrol terhadap keuangan korban.
Pelaku mungkin mencegah korban bekerja, mengendalikan seluruh pendapatan rumah tangga, atau memberikan uang secara terbatas.
Tujuannya adalah untuk membuat korban bergantung secara finansial sehingga sulit bagi mereka untuk meninggalkan hubungan yang abusive.
Kekerasan ekonomi sering kali tidak dianggap serius, tetapi dapat memiliki dampak jangka panjang yang menghancurkan.
5. Kekerasan Sosial
Kekerasan sosial terjadi ketika pelaku mencoba mengisolasi korban dari lingkungan sosialnya.
Pelaku mungkin melarang korban bertemu teman atau keluarga, memantau aktivitas sosialnya, atau menyebarkan fitnah untuk merusak reputasi korban.
Tujuannya adalah untuk membuat korban merasa sendirian dan tidak memiliki dukungan dari orang lain, sehingga lebih mudah untuk mengontrol mereka.
KDRT adalah pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia yang harus diberantas.
Dengan memahami berbagai jenis kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga, kita bisa lebih waspada dan proaktif dalam mencegah serta menangani KDRT.
Setiap orang berhak mendapatkan hubungan yang sehat dan bebas dari tindak KDRT.
Penting bagi kita semua untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman bagi korban KDRT untuk mendapatkan bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan.





