Ponorogo, KORANMEMO.CO – Ratusan pendukung persatuan sepakbola Ponorogo (Persepon) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati, Selasa (22/8/2023) sore.
Dalam unjuk rasa ratusan suporter yang mengatasnamakan Ponorogo Fans itu juga membawa poster yang berisikan tentang kejelasan nasib Persepon hingga pembenahan infrastruktur Stadion Gelora Batoro Katong (GBK) yang dinilai belum layak.
Bambang, perwakilan dari Ponorogo Fans mengatakan, ada empat tuntutan yang disampaikan dalam unjuk rasa tersebut. Pertama menuntut Persepon untuk ikut kompetisi liga tiga.
Tuntutan kedua yakni, menuntut pembinaan yang berkelanjutan terhadap pemain sepakbola lokal Ponorogo.
Ketiga menuntut adanya sarana dan prasarana yang layak untuk pembinaan pemain sepakbola.
Sedangkan yang keempat, menuntut pembangunan stadion Gelora Batoro Katong yang layak dan berstandar Nasional.
“Selama ini kita hanya diberikan janji janji, tapi tidak pernah terealisasi. Sebagai suporter malu karena stadion kita terburuk se eks Karisidenan Madiun,” ungkap Bambang saat diwawancarai usai unjuk rasa.
Selain itu, dirinya juga menyayangkan asosiasi kabupaten (Askab) PSSI yang dinilai tidak ada komunikasi terhadap suporter tentang perkembangan Persepon saat ini.
“Kami seperti diabaikan, jika tidak ada perbaikan kami akan mengerahkan massa lebih banyak lagi,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ponorogo, Agus Pramono yang menemui para suporter berjanji perbaikan stadion dimulai tahun ini dengan pembangunan selokan air dibawah rumput. Lalu dilanjutkan dengan pembangunan rumput pada tahun depan.
“Karena sebelum ditanami rumput harus ada saluran buang airnya, dan tahun ini kita laksanakan. Lalu tahun depan kita anggarkan untuk rumput,” ungkap Sekda
Rizal Akbar, Ketua PSSI Kabupaten Ponorogo menambahkan bahwa pendaftaran kompetisi liga 3 akan dimulai Oktober dan November mendatang, dan dipastikan Persepon akan ikut kompetisi tersebut.
“Saya apresiasi yang dilakukan teman teman suporter, saya rasa ini hanya masalah miss komunikasi. Soal usia muda kita juga sudah menggelar kompetisi tingkat desa, jadi ini hanya masalah miss komunikasi,” pungkasnya.
Reporter : Sony Dwi Prastyo
Editor: Gimo Hadiwibowo