Kediri, KORAMMEMO.CO – Sebagai wujud keseriusan dalam upaya pencegahan stunting, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Pendidikan menggelar diklat percepatan penurunan stunting mulai Selasa (19/9) hingga, Kamis (21/9) di Aula Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan.
Diselenggarakannya kegiatan ini guna membekali para peserta dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat terkait pencegahan stunting.
Selain itu menumbuhkan kesadaran para peserta dalam upaya pencegahan stunting dengan fokus pada akar penyebab stunting di masing-masing kelurahan.
“Kita lakukan pendampingan dalam rangka pencegahan dan penurunan prevalensi stunting. Adapun untuk peserta yang kita libatkan yaitu 50 guru dari Kelompok Bermain, TPA, SPS dan TK,” jelas Anang Kurniawan Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri.
Anang menyebut, di Kota Kediri terdapat 264 lembaga satuan PAUD.
Untuk itu, kepada para peserta yang sudah mengikuti diklat Anang berpesan agar bisa mengimbaskan ilmu dan pengalaman yang sudah didapat ke lembaga di wilayahnya.
“Untuk peserta diharapkan bisa membagikan ilmu yang sudah diperoleh ke teman-teman yang lain pada waktu pertemuan gugus. Selain itu dari teman-teman PAUD juga banyak yang menjadi kader di kelurahan sehingga hal ini tentu bisa dimanfaatkan dengan memberikan edukasi ke masyarakat,” ujarnya.
Dengan melibatkan para guru dalam penurunan prevalensi stunting di Kota Kediri menurut Anang merupakan upaya yang tepat.
Hal ini karena guru dinilai memiliki peran penting dimana dalam kesehariannya lekat dengan anak-anak.
Dengan mengikuti diklat, Anang berharap para guru dapat memberikan sosialisasi kepada wali murid agar di seribu hari kehidupan pertama anak-anak bisa dicukupi dengan pemenuhan gizi yang baik sehingga tidak terjadi kegagalan dalam proses.tumbuh kembang anak.
“Salah satu penyebab stunting yaitu kekurangan gizi pada seribu hari kehidupan pertama anak. Bahkan dalam hal ini pemerintah juga berupaya melakukan perbaikan gizi pada anak lewat gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan. Periode ini disebut golden period dimana jika tidak dimanfaatkan dengan baik dapat menyebabkan kerusakan yang permanen pada tumbuh kembang anak,” tuturnya.
Sekaligus melalui kegiatan ini Anang berharap dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan zero stunting dan mewujudkan generasi emas Indonesia tahun 2045.
“Dengan edukasi yang disampaikan guru kepada orang tua harapannya anak-anak bisa tumbuh kembang dengan baik sesuai tahapan usianya sehingga bisa mencetak generasi yang cerdas, unggul dan bermartabat,” harapnya.
Sementara itu, Erna Fitriningsari salah satu peserta dari TK Negeri Pembina Mojoroto menyambut baik dan mendukung kegiatan diklat tersebut.
Menurutnya selama 3 hari mengikuti diklat ia mendapatkan banyak materi dari para narasumber.
Mulai dari pembuatan kurikulum, percepatan penurunan stunting dan beberapa materi kegiatan bermain untuk anak-anak di PAUD.
“Selama mengikuti diklat, mulai dari hari Selasa hingga Kamis materi yang disampaikan narasumber sangat padat sekali dan bermanfaat bagi kami pendidik yang ada di PAUD,” terangnya.
Erna melanjutkan satuan pendidikan tempat ia mengajar juga sangat mendukung program penurunan stunting yang dilakukan Pemerintah Kota Kediri.
“Di satuan pendidikan kami sudah menerapkan Deteksi Dini Tumbuh Kembang anak (DDTK) yang kita lakukan tiap awal semester. Jadi kita lakukan screening awal kepada peserta didik baru selanjutnya dari catatan yang sudah kita dapatkan, kita adakan parenting kepada orang tua sebagai tindak lanjut ke anak-anak,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, Erna mengajak para peserta yang lain untuk segera menindaklanjuti materi yang disampaikan narasumber dengan menerapkannya pada satuan pendidikan masing-masing.
Selain itu dengan keterlibatan dan kerjasama dari para guru dan orang tua, Erna berharap dapat memberikan tren positif terhadap penurunan angka stunting di Kota Kediri.
Untuk mensukseskan kegiatan, Dinas Pendidikan Kota Kediri menggandeng narasumber dari IAIN Kediri serta perwakilan dari KB dan PAUD yang telah mengikuti pelatihan dari Kemendikbud.***
Editor Achmad Saichu