DaerahPolitik & Pemerintahan

Transformasi Pendidikan Sukses Menunjang Peningkatan IPM Trenggalek

Trenggalek, KORANMEMO.CO – Transformasi pendidikan sukses menunjang peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Trenggalek.

Indeks itu, cenderung mengalami peningkatan saban tahunnya. Terbaru, IPM Trenggalek 2023 sebesar 71,96.

“Ini adalah prestasi tersendiri bagi Kabupaten Trenggalek pasca pandemi covid-19 yang mengguncang hampir seluruh persoalan di semua bidang kehidupan,” kata Ketua TP-PKK Trenggalek, Novita Hardini, Kamis (2/5).

Merujuk data statistik Trenggalek, IPM di Bumi Menak Sopal sebutan lain Kabupaten Trenggalek cenderung mengalami peningkatan.

Pada tahun 2021, IPM Trenggalek menjadi 70,06 dari 68,71 pada tahun 2018.

Setahun kemudian, IPM Trenggalek menjadi 71,00 atau tumbuh 1,35 persen (meningkat 0,94 poin).

Peningkatan IPM tahun 2022 sangat dipengaruhi oleh peningkatan di semua komponen penyusunnya.

Hal itu berbeda dengan kondisi sebelumnya, dimana pada tahun 2020 dan 2021 lantaran masih adanya pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan perlambatan pertumbuhan IPM yang disebabkan oleh penurunan pengeluaran per kapita yang disesuaikan.

Pada tahun 2022 pengeluaran rill per kapita sebesar Rp 10.042.000 per tahun naik dari tahun 2021 sebesar Rp 9.743.000 per tahun.

Sementara dari sisi pendidikan, tahun 2022 anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,50 tahun, meningkat 0,03 tahun dibandingkan tahun 2021.

Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,89 tahun.

Angka ini meningkat 0,33 tahun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 7,56 tahun.

Dari sisi kesehatan, bayi yang baru lahir pada 2022 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 74,26 tahun, lebih lama 0,40 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.

“Indeks pembangunan gender kita juga menunjukkan adanya kenaikan, angka partisipasi sekolah perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Usia harapan hidup perempuan juga menunjukkan angka lebih tinggi dibanding laki-laki,” imbuhnya.

Peningkatan angka IPM itu tak lepas dari transformasi pendidikan yang dilakukan Trenggalek, baik lewat sektor pendidikan formal maupun informal.

Misalnya seperti sekolah non formal untuk perempuan, anak dan disabilitas (sepeda keren) hingga sekolah bisnis untuk 5000 pengusaha perempuan lewat program woman preneur.

Transformasi pendidikan non formal yang juga dimotori oleh TP-PKK itu, lanjut Novita juga memiliki andil besar dalam meningkatkan IPM, selain inovasi-inovasi pendidikan di sektor formal yang dilakukan pemerintah daerah. Langkah itu berbuah positif.

Setidaknya, 214 anak tidak sekolah kembali ke lembaga formal maupun non formal hingga menurunnya angka perkawinan pada usia anak pada angka 1,6% yang juga berkorelasi pada upaya mencegah anak putus sekolah.

“Pendidikan inklusi juga terus dikembangkan di Trenggalek, tidak hanya diakses oleh anak-anak berkebutuhan khusus tetapi juga anak-anak yang tereksklusi secara sosial. Beberapa program kolaboratif berupa bantuan pendidikan bagi keluarga miskin dan bantuan sosial lainnya telah membantu upaya peningkatan partisipasi sekolah,” ujarnya.

Dengan langkah-langkah kolaboratif, diantaranya lewat transformasi pendidikan yang dilakukan, Novita berharap kenaikan IPM itu selaras dengan peningkatan perekonomian masyarakat secara berkesinambungan.

Diera modernisasi perkembangan teknologi seperti saat ini, pihaknya berharap tak ada lagi masyarakat Trenggalek yang tak tersentuh pendidikan.

“Untuk itu sebagai salah satu mitra pemerintah kita terus bersinergi, mengawal terlaksananya program-program sesuai visi misi daerah,” pungkasnya.
Reporter : Angga Prasetya
Editor : Achmad Saichu

redaksi
the authorredaksi

Leave a Reply