7 Penyebab Anak Muda Sering Mengalami Overthinking, Nomor 2 Sudah Bukan Rahasia Umum!

Ilustrasi teknik relaksasi untuk mengatasi overthinking

KORANMEMO.CO –  Perilaku overthinking atau berpikir berlebihan, telah menjadi fenomena yang umum terjadi di kalangan anak muda saat ini.

Kebiasaan overthinking ini bisa menjadi hambatan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, mengganggu kesejahteraan mental, emosional, dan bahkan fisik.

Read More

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak muda mengalami overthinking secara berulang.

Mari kita jelajahi beberapa penyebab utama yang membuat banyak anak muda mengalami overthinking :

1. Tekanan Sosial dan Kinerja:

Mereka sering kali merasa tertekan oleh harapan dari lingkungan sekitarnya, baik itu keluarga, teman sebaya, atau masyarakat secara umum.

Tekanan untuk berhasil, baik dalam studi, karier, atau kehidupan sosial, dapat menciptakan rasa khawatir yang berlebihan akan masa depan, membuat mereka terjebak dalam siklus berpikir secara berlebih.

2. Kecemasan Akan Masa Depan:

Tantangan masa depan, seperti menentukan jalur karir, mempertimbangkan hubungan, atau memikirkan keuangan, sering kali menjadi sumber kekhawatiran yang berlebihan.

Mereka cenderung memikirkan berbagai kemungkinan dan konsekuensi dari setiap pilihan, yang dapat mengarah pada analisis berlebihan dan keputusan sulit.

3. Ketergantungan pada Media Sosial:

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan remaja saat ini. Namun, paparan terhadap kehidupan yang disempurnakan secara visual dari orang lain dapat menyebabkan perbandingan sosial yang merugikan.

Mereka sering kali merasa tidak memadai atau tidak cukup baik dibandingkan dengan gambaran sempurna yang mereka lihat di media sosial, memicu pemikiran berlebih tentang penilaian diri.

4. Kurangnya Keterampilan Mengelola Stres:

Banyak remaja yang mungkin belum mengembangkan keterampilan yang cukup untuk mengelola stres dan kecemasan dengan efektif.

Ketika mereka dihadapkan pada tantangan atau situasi yang menekan, mereka cenderung terjebak dalam pola pikir negatif dan mengalami pemikiran berlebih sebagai respons terhadap stres tersebut.

5. Riwayat Trauma atau Pengalaman Negatif:

Pengalaman traumatis atau negatif di masa lalu dapat meninggalkan bekas yang dalam pada kehidupan seseorang.

Mereka mungkin mengalami flashbacks, kecemasan, atau ketakutan berulang, yang memicu perilaku berpikir secara berlebih tentang situasi masa lalu atau potensi masalah di masa depan.

6. Perfectionist Berlebihan:

Dorongan untuk mencapai kesempurnaan dalam segala hal dapat menjadi pemicu seseorang untuk memikirkan sesuatu dengan keras dan kuat.

Mereka yang menetapkan standar yang tidak realistis untuk diri sendiri cenderung terjebak dalam siklus analisis yang berlebihan, takut akan kesalahan atau ketidaksempurnaan.

7. Ketidakpastian Global:

Kondisi global seperti pandemi COVID-19 telah meningkatkan tingkat ketidakpastian di antara para remaja.

Ketidakpastian tentang kesehatan, keuangan, dan masa depan secara keseluruhan dapat mengakibatkan peningkatan tingkat kecemasan.

Mengatasi overthinking membutuhkan kesadaran diri yang kuat dan serangkaian strategi yang efektif.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab overthinking, anak muda dapat mengambil langkah-langkah menuju kesejahteraan mental yang lebih baik.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *