Oleh: Anita Widia Wati Hextaningrum
KORANMEMO.CO – Tahun ini tahun istimewa guru se-Indonesia diberikan kesempatan mengikuti Jambore GTK Hebat 2024. Kegiatan ini merupakan wadah menambah pengalaman belajar, berkarya, dan berbagi bersama rekan guru dan tenaga kependidikan se-Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Ditjen GTK (guru dan tenaga kependidikan) dalam rangka perayaan besar untuk memperingati Hari Guru Nasional (HGN). Yakni sebagai bentuk penghargaan bagi para Guru dan Tenaga kependidikan dari seluruh Indonesia yang telah berinovasi dan berdedikasi dalam peningkatan kualitas pendidikan. Serta memberikan penghargaan kepada komunitas belajar inspiratif dalam meningkatkan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan. Pada Jambore GTK Hebat 2024 terdapat beberapa kategori, yaitu GTK Inovatif, GTK Dedikatif, dan Komunitas Belajar Inspiratif.
Berikut ini adalah praktik baik saya berupa Teknologi Digitalisasi Pembelajaran Berdiferensiasi Pakai VR (virtual reality) Ciptakan Belajar Fotosintesis yang Bermakna turut serta dalam kategori GTK Inovatif 2024.
PENDAHULUAN
SD Alam Al Ghifari merupakan satu-satunya sekolah dasar yang berbasis sekolah alam di Kota Blitar, Jawa Timur. Memiliki 23 rombongan belajar dengan jumlah murid sebanyak 568 orang. Pada tahun 2022/2023 SD Alam Al Ghifari telah menjadi bagian dari PSP Angkatan 2 dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka yang bertahap dimulai dari kelas 1 dan 4. Tahun ini merupakan tahun ketiga di mana pengimplementasian Kurikulum Merdeka telah merata mulai dari kelas 1 hingga 6. Dengan menjadi bagian dari PSP Angkatan 2 banyak ilmu dan pengalaman yang didapatkan, salah satunya adalah penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang begitu bermanfaat dalam menunjang kemajuan pembelajaran.
Menurut saya, kondisi pembelajaran yang saya lakukan sebelumnya masih monoton dan kurang greget, meskipun saya termasuk guru muda yang energik dengan berbagai tambahan ice breaking dalam pembelajaran. Namun, beberapa metode yang saya gunakan masih tergolong metode lama dan sering berpedoman saklak dari buku. Hal inilah yang menyebabkan pembelajaran kurang menarik, dan membuat peserta didik menjadi pasif, baik dalam melakukan diskusi kelompok, mengemukakan pendapat, praktik berbicara di depan kelas, sampai dengan ketidaksiapan peserta didik dalam menyajikan presentasi kelompok.
Selain itu, peserta didik merasa takut jika ditertawakan oleh teman lainnya ketika sedang melakukan presentasi di depan kelas. Karena itulah diperlukan dobrakan keren yang bisa meningkatkan motivasi belajar peserta didik berupa penggunaan sumber belajar digital yaitu virtual reality atau VR.
Virtual reality merupakan teknologi yang menghasilkan lingkungan digital menyerupai dunia nyata dan memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan lingkungan tersebut. Praktik baik menggunakan VR pada materi fotosintesis ini, peserta didik diajak belajar menggunakan teknologi pembelajaran fotosintesis yang tidak bisa secara langsung diamati oleh mata, seolah-olah bisa menjadi seperti nyata. Selain itu, dalam pengaplikasiannya, VR mempermudah peserta didik dalam belajar proses fotosintesis karena menghasilkan efek 3D yang mampu memvisualisasikan benda secara nyata. Sehingga peserta didik seolah seperti melihat secara langsung proses fotosintesis pada tumbuhan, yang umumnya belum pernah terbayangkan. Dari kegiatan ini peserta didik termotivasi untuk melakukan presentasi di depan kelas dengan baik.
SITUASI
IKM atau implementasi kurikulum merdeka memiliki prinsip pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kondisi peserta didik yang beragam, sehingga pembelajaran apa pun menjadi bermakna dan menyenangkan. Kondisi isi seharusnya bisa dilaksanakan pada semua mata pelajaran di sekolah, khususnya IPAS. IPAS merupakan mata pelajaran gabungan dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang baru didapat oleh peserta didik di kelas III. Sekarang peserta didik berada di jenjang kelas IV yang artinya tahun kedua pembelajaran IPAS.
Kondisi peserta didik kelas IV berjumlah 26, yang memasuki masa transisi dari kelas III ke kelas IV (dari kelas bawah ke kelas atas) yang merupakan periode signifikan. Karena perubahan dan tantangan yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka. Seperti perubahan lingkungan belajar, tantangan akademik dengan tingkat kesulitan yang lebih komplek, membangun hubungan sosial dengan lebih baik, kemandirian, pengembangan minat. Serta penerimaan perubahan diri baik secara fisik maupun mental tentunya akan mempengaruhi penyerapan dan pemahaman peserta didik pada pembelajaran.
Peserta didik cenderung malu untuk mencoba karena takut ditertawakan oleh teman-temannya dan takut jika jawabannya salah. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil wawancara yang dilakukan guru kepada peserta didik kelas 4 tentang keberanian untuk tampil/presentasi di depan kelas, hasilnya 80 persen peserta didik masih belum berani untuk melakukannya. Dari kegiatan tersebut diperoleh informasi peserta didik memiliki motivasi diri yang rendah karena jarang tampil dan malu ditertawakan oleh temannya. Selain itu, rendahnya motivasi belajar peserta didik ini juga berdampak pada hasil belajar yang rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil belajar peserta didik pada pertemuan sebelumnya yaitu hanya 70 persen yang memenuhi KKTP atau kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
TANTANGAN
Adapun tantangan yang saya hadapi kurangnya pengalaman peserta didik, takut melakukan kesalahan dalam praktik maupun presentasi di depan kelas, terlanjur nyaman terus dipandu oleh guru tanpa mencoba, rasa khawatir akan diejek teman-temannya, dan rasa percaya diri yang rendah. Sehingga guru harus bisa memilih model dan metode pembelajaran yang tepat agar semua masalah teratasi, menggunakan media pembelajaran yang inovatif, tepat, dan menarik serta berbasis teknologi. Sehingga semakin mometivasi belajar, dan menyiapkan berbagai sumber belajar yang sesuai untuk meningkatkan keaktifan peserta didik.
AKSI
Tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran berdiferensiasi, TeDi PeDi pakai VR Ciptakan Belajar Fotosintesis yang Bermakna adalah pertama melakukan kajian literatur terkait materi fotosintesis yang dipadukan dengan VR melalui berbagai sumber dan PMM (latform Merdeka Mengajar), serta berdiskusi dengan teman sejawat untuk memilih metode, model, dan media pembelajaran yang tepat.
Kedua mengidentifikasi kesiapan belajar peserta didik dengan menggunakan desain dari canva. Langkah ketiga merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Keempat merancang pembelajaran berdiferensi, inovatif, dan menyenangkan, menyiapkan sumber belajar yang beragam seperti video YT, slide ppt, canva, dan naskah materi fotosintesis guna memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam (diferensiasi konten), serta media VR dan LKPD (pengembangan lembar kerja peserta didik) untuk diferensiasi proses. Kelima melaksanakan pembelajaran sesuai rancangan.
Strategi yang dilakukan dalam praktik baik ini, yaitu dengan penggunaan media VR, peserta didik diajak untuk belajar berkelompok menggunakan teknologi di mana pembelajaran fotosintesis yang tidak bisa secara langsung diamati oleh mata, seolah-olah bisa menjadi seperti nyata.
Selain itu, dalam pengaplikasiannya, VR mempermudah peserta didik dalam belajar proses fotosintesis karena menghasilkan efek 3D yang mampu memvisualisasikan benda secara nyata, sehingga peserta didik seolah seperti melihat secara langsung proses fotosintesis pada tumbuhan, yang umumnya belum pernah terbayangkan. Untuk mengetahui dan mengecek pemahaman peserta didik, guru mengamati secara langsung jalannya diskusi kelompok dan juga pendekatan individu ketika peserta didik dalam kelompok. Guru juga memberikan apresiasi berupa pujian serta umpan balik positif kepada peserta didik yang presentasi di depan kelas.
REFLEKSI
Setelah melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang efektif serta relevan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik, guru mendapatkan sebuah keberhasilan dalam mengembangkan potensi diri peserta didik, meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik, serta meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi dan penilaian yang dilakukan yaitu 90 persen peserta didik merasa senang setelah mengikuti pembelajaran. Selain itu, hasil belajar peserta didik juga meningkat yang artinya praktik baik ini menunjukkan hasil yang efektif, di mana seluruh peserta didik mencapai nilai melebihi KKTP. Faktor keberhasilan ini didukung oleh penggunaan media VR, dan sumber belajar yang digunakan yaitu canva, YT, serta LKPD yang disesuaikan dengan kesiapan belajar peserta didik sehingga semuanya aktif dan antusias dalam belajar.
Demikian praktik baik saya mengenai Tedi Pedi Pakai VR Ciptakan Belajar Fotosintesis yang Bermakna, semoga bisa menjadi bahan referensi. (*)
Penulis adalah guru SD Alam Al Ghifari Kota Blitar





