Jangan Potong Tumpeng dari Puncak! Simak Nih Cara yang Benar dan Sesuai Filosofi

Ilustrasi cara potong tumpeng yang benar sesuai dengan filosofi

KORANMEMO.CO –  Tradisi potong tumpeng merupakan salah satu tradisi turun temurun dalam berbagai perayaan di Indonesia.

Biasanya masyarakat akan melakukan tradisi potong tumpeng untuk merayakan berbagai momen penting, salah satunya HUT Kemerdekaan RI.

Read More

Bagian yang selalu menjadi simbolis dalam tradisi potong tumpeng adalah bagian puncak atau pucuknya.

Namun ternyata memotong tumpeng yang dimulai pada bagian puncak salah loh! Dan cara ini tidak sesuai dengan filosofi dari tumpeng itu sendiri.

Selain sering menjadi menu utama dalam sebuah perayaan, ternyata tumpeng juga memiliki makna dan filosofi yang menarik untuk disimak.

Seperti yang kita tahu, tumpeng merupakan hidangan nasi berbentuk kerucut yang identik dengan warna kuning dan berbagai macam lauk yang mengelilinginya.

Tumpeng merupakan hidangan nasi dari Jawa yang mendapat pengaruh budaya Hindu India.

Bentuk kerucut pada hidangan ini melambangkan Gunung Mahameru yang ada di India.

Gunung Mahameru sendiri merupakan gunung yang dianggap sebagai tempat suci dan tempat bersemayamnya para dewa.

Tumpeng dibuat berbentuk kerucut karena melambangkan hubungan Tuhan dengan manusia.

Pada bagian puncak yang terdiri dari satu butir nasi melambangkan Tuhan Yang Maha Esa.

Semakin kebawah dengan bentuk dengan bentuk yang semakin lebar melambangkan manusia dengan berbagai tingkat perilaku.

Itulah sebabnya memotong tumpeng sebaiknya dimulai dari bagian bawah dan bukan dari puncak karena dianggap memutus hubungan manusia dengan Tuhan.

Mungkin budaya memotong tumpeng mendapatkan pengaruh dari tradisi Barat, seperti memotong kue.

Meskipun sebenarnya, tumpeng seharusnya dimakan dengan cara bersama yang dimulai dari bagian bawah hingga bagian puncaknya runtuh.

Nasi dan lauk dimakan secara bersama dari bawah hingga mencapai bagian puncak yang kemudian menyatu dengan bagian dasarnya.

Nah jadi mulai sekarang, jangan lagi memotong tumpeng pada bagian puncak ya! Namun memakannya secara bersama dari bawah.

Cara ini sebaiknya dilakukan untuk menjaga makna dan filosofi dari hidangan tumpeng itu sendiri.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *