KORANMEMO.CO – Hari Ibu, yang diperingati setiap tanggal 22 Desember di Indonesia, adalah momentum penting untuk menghargai peran luar biasa perempuan dalam membangun dan membentuk masyarakat.
Kisah sejarah peringatan Hari Ibu di Indonesia mengakar pada perjuangan panjang perempuan dalam mencapai hak dan pengakuan yang setara di berbagai bidang kehidupan.
Peringatan Hari Ibu di Indonesia tidak terlepas dari sejarah gerakan perempuan pada awal abad ke-20.
Salah satu tokoh sentral dalam perjuangan hak-hak perempuan di Indonesia adalah Kartini.
Kartini sendiri merupakan seorang pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan hak pendidikan dan emansipasi perempuan pada masa kolonial Belanda.
Peringatan ini pada awalnya dihubungkan dengan momentum kelahiran Kartini, yang jatuh pada tanggal 21 April.
Kartini dianggap sebagai simbol perempuan pejuang yang memberikan inspirasi bagi gerakan emansipasi perempuan di Nusantara.
Namun, seiring berjalannya waktu, peringatan tersebut diubah menjadi tanggal 22 Desember.
Pergeseran ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati Kongres Perempuan Indonesia pertama yang diadakan pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta.
Kongres tersebut menjadi tonggak sejarah penting karena melibatkan perwakilan perempuan dari berbagai daerah di Nusantara dan membahas isu-isu kesejahteraan perempuan, termasuk hak pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan.
Pada masa kolonial, para perempuan di negeri ini menghadapi diskriminasi dalam berbagai bidang.
Kongres ini pertama memberikan wadah bagi para perempuan untuk bersatu dan bersuara.
Mereka menuntut hak-hak yang setara dengan laki-laki dan menggugat norma-norma sosial yang membatasi peran mereka dalam masyarakat.
Setelah merdeka, peringatan ini terus menjadi momen penting untuk merefleksikan pencapaian perempuan dalam berbagai sektor.
Pada tahun 1959, Presiden RI saat itu Soekarno meresmikan peringatan ini sebagai hari libur nasional.
Keputusan tersebut menegaskan pengakuan dan apresiasi terhadap peran perempuan dalam membangun bangsa.
Peringatan ini tidak sekadar menjadi hari libur semata, melainkan juga ajang untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender dan mempromosikan hak perempuan.
Berbagai kegiatan dan acara di seluruh Nusantara diadakan untuk merayakan peran perempuan dan meningkatkan kesadaran akan isu-isu perempuan.
Hingga saat ini, peringatan Hari Ibu terus berkembang menjadi momentum penting dalam menyuarakan hak perempuan dan mengingatkan kita semua akan kontribusi besar yang diberikan dalam membangun dan mengisi sejarah bangsa ini.
Peringatan Hari Ibu bukan hanya tentang memperingati masa lalu, tetapi juga tentang mendorong perubahan positif untuk masa depan yang lebih adil dan setara bagi semua.