KORANMEMO.CO – Cinta sejati dan perasaan menjadi second choice adalah dua realitas dalam hubungan yang bisa menciptakan konflik emosional yang kompleks.
Beberapa alasan mengapa ini bisa terjadi melibatkan faktor internal dan eksternal dalam hubungan.
Menjadi second choice memanglah bukanlah sesuatu yang diinginkan, karena hanya dijadikan sebagai pilihan dari beberapa orang,
Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai mengapa situasi ini bisa terjadi dan beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi perasaan second choice:
Mengapa Ini Terjadi?
1. Komunikasi Tidak Jelas:
– Komunikasi yang kurang jelas mengenai ekspektasi dan komitmen dalam hubungan dapat menciptakan ketidakpastian.
2. Perbedaan Prioritas:
– Prioritas dan nilai-nilai yang berbeda antara pasangan dapat menyebabkan salah satu pihak merasa diabaikan atau tidak diutamakan.
3. Pengaruh Masa Lalu:
– Pengaruh pengalaman masa lalu, trauma, atau hubungan sebelumnya dapat memengaruhi cara seseorang terlibat dalam hubungan saat ini.
4. Ketakutan terhadap Kehilangan:
– Ketakutan terhadap kehilangan pasangan atau ketidakmampuan untuk mengatasi kesepian dapat membuat seseorang memilih menjadi second choice daripada kehilangan hubungan.
5. Ketakutan Berkomitmen:
– Ketakutan untuk berkomitmen sepenuhnya dapat membuat seseorang menempatkan diri sebagai second choice untuk menjaga kemandirian atau kebebasan.
6. Pengaruh Lingkungan dan Sosial:
– Tekanan dari lingkungan atau norma sosial tertentu dapat memengaruhi dinamika hubungan, membuat salah satu pihak merasa kurang diutamakan.
### Apa yang Bisa Dilakukan:
1. Bicarakan secara Terbuka:
– Ajak pasangan untuk berbicara secara terbuka mengenai perasaan masing-masing.
– Diskusikan harapan, kebutuhan, dan visi masing-masing untuk hubungan ini.
2. Pahami Perspektif Masing-masing:
– Usahakan untuk memahami perspektif dan pengalaman pasangan dalam hubungan.
– Dengarkan dengan penuh perhatian tanpa menilai.
3. Perluas Komunikasi dan Keterbukaan:
– Perluas pola komunikasi agar lebih terbuka dan transparan.
– Buat lingkungan yang aman untuk berbicara mengenai perasaan dan kebutuhan.
4. Jelaskan Ekspektasi:
– Jelaskan ekspektasi dan kebutuhan masing-masing dalam hubungan.
– Tentukan apa yang diharapkan dari hubungan ini dan bagaimana mencapainya.
5. Eksplorasi Masa Lalu Bersama:
– Jika perlu, eksplorasi masa lalu bersama-sama dan cari pemahaman mendalam mengenai bagaimana pengalaman tersebut memengaruhi keduanya.
6. Bekerja Sama untuk Memperbaiki Hubungan:
– Bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah dan menciptakan solusi bersama.
– Fokus pada perbaikan hubungan dan pertumbuhan bersama.
7. Cari Bantuan Profesional:
– Pertimbangkan untuk mencari bantuan dari konselor atau terapis jika diperlukan.
– Profesional dapat memberikan pandangan objektif dan bimbingan.
8. Buat Komitmen Bersama:
– Buat komitmen bersama untuk memperbaiki hubungan dan meningkatkan kualitasnya.
– Tetap terbuka terhadap perubahan dan pertumbuhan.
9. Tetapkan Batasan yang Sehat:
– Tetapkan batasan yang sehat dalam hubungan untuk memastikan keseimbangan dan keadilan.
– Jangan ragu untuk mengomunikasikan kebutuhan pribadi.
10. Kenali Nilai dan Prioritas Bersama:
– Identifikasi nilai dan prioritas bersama yang dapat menjadi dasar hubungan yang kuat.
– Pastikan bahwa keduanya memiliki visi yang sejalan.
11. Libatkan Diri dalam Kegiatan Bersama:
– Libatkan diri dalam kegiatan bersama yang memperkuat ikatan dan keintiman.
– Ini dapat membantu membangun koneksi yang lebih mendalam.
12. Jangan Abaikan Diri Sendiri:
– Jangan mengabaikan kebutuhan dan kebahagiaan diri sendiri.
– Ingatlah bahwa hubungan yang sehat memerlukan keseimbangan dan kesejahteraan kedua belah pihak.
13. Terima Tanggung Jawab Bersama:
– Terima tanggung jawab bersama atas dinamika hubungan dan upaya untuk memperbaikinya.
– Hindari menyalahkan satu sama lain dan fokus pada solusi.
14. Beri Waktu untuk Proses Perubahan:
– Beri waktu untuk proses perubahan dan pertumbuhan dalam hubungan.
– Perubahan memerlukan kesabaran dan komitmen jangka panjang.
15. Jalin Hubungan dengan Dukungan Sosial:
– Jalin hubungan dengan teman, keluarga, atau komunitas yang dapat memberikan dukungan.
– Dukungan sosial dapat menjadi sumber kekuatan dan pemahaman tambahan.
Mengatasi perasaan second choice memerlukan komitmen dari kedua belah pihak untuk memperbaiki hubungan. Dengan keterbukaan, empati, dan kerjasama, banyak hubungan dapat berkembang dan mencapai tingkat kedalaman dan keintiman yang lebih besar.