KORANMEMO.CO – Dalam suatu hubungan, terkadang seseorang bisa merasa bahwa mereka bukan prioritas utama atau bahkan menjadi second choice.
Perasaan second choice inilah dapat menimbulkan rasa tidak dihargai dan merugikan hubungan, padahal belum tentu doi menganggapmu sebagai second choice melainkan teman biasa,
Meski sulit, mengatasi perasaan menjadi second choice dapat memperkuat ikatan emosional dan membawa kedalaman yang lebih besar dalam hubungan.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola dan mengatasi perasaan second choice.
1. Refleksi Diri:
Pertama-tama, penting untuk melakukan refleksi diri secara jujur. Tanyakan pada diri sendiri apakah perasaan menjadi second choice itu muncul karena kenyataan atau mungkin karena persepsi pribadi yang mungkin bisa diatasi.
2. Komunikasi Terbuka:
Komunikasi adalah kunci dalam mengatasi masalah hubungan. Bicarakan perasaan Anda dengan pasangan secara terbuka dan jujur. Jelaskan dengan hati-hati bagaimana perasaan tersebut muncul dan bagaimana hal itu memengaruhi hubungan.
3. Tetap Tenang dan Terbuka:
Selama percakapan, pertahankan ketenangan dan terbuka terhadap pemahaman pasangan. Hindari menyalahkan atau membuat asumsi tanpa dasar yang kuat.
4. Kenali Prioritas Masing-masing:
Diskusikan apa yang menjadi prioritas masing-masing dalam hubungan. Kadang-kadang, perbedaan dalam pengelolaan waktu atau pandangan tentang kepentingan dapat menyebabkan salah satu pasangan merasa diabaikan.
5. Cari Solusi Bersama:
Sebagai pasangan, carilah solusi bersama. Bicarakan cara-cara untuk lebih memprioritaskan dan mendukung satu sama lain. Jangan ragu untuk membuat komitmen konkret untuk memperbaiki situasi.
6. Terbuka untuk Perubahan:
Jika pasangan menyadari bahwa mereka membuat orang lain merasa menjadi second choice, penting untuk bersedia berubah. Bicarakan bersama cara-cara untuk meningkatkan prioritas satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
7. Pentingnya Komitmen:
Jika keputusan telah dibuat untuk mengatasi perasaan second choice, kedua belah pihak perlu berkomitmen untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan. Konsistensi dan kerja sama akan sangat berarti.
8. Aktif Mendengarkan:
Mendengarkan dengan penuh perhatian adalah keterampilan kunci dalam komunikasi yang sehat. Aktif mendengarkan dapat membantu memahami lebih baik perasaan dan kebutuhan satu sama lain.
9. Bersama-sama Menetapkan Tujuan:
Bersama-sama tentukan tujuan dan visi untuk hubungan di masa depan. Hal ini membantu memberikan arah dan fokus yang jelas dalam hubungan.
10. Beri Waktu untuk Perubahan:
Perubahan membutuhkan waktu. Bersabarlah dan beri waktu untuk perubahan dan perbaikan. Ingatlah bahwa mengatasi perasaan second choice adalah perjalanan yang melibatkan kerja sama.
11. Pertimbangkan Dukungan Luar:
Jika perasaan second choice sulit diatasi sendiri, pertimbangkan konseling atau dukungan profesional. Terapis dapat memberikan wawasan dan alat yang diperlukan untuk memperbaiki hubungan.
12. Konteks dan Kepahaman:
Pahami konteks dan keadaan di sekitar hubungan. Terkadang, tuntutan pekerjaan atau faktor eksternal lainnya dapat memengaruhi perasaan kedua belah pihak.
Mengatasi perasaan menjadi second choice dalam hubungan membutuhkan kerja sama dan komitmen dari kedua belah pihak.
Komunikasi terbuka, empati, dan upaya untuk memahami satu sama lain adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang kuat dan saling mendukung.