KORANMEMO.CO – Sampah organik yang meliputi sisa makanan, daun-daun kering, dan bahan-bahan yang dapat terurai secara alami, seringkali dianggap tidak berbahaya dibandingkan dengan sampah anorganik seperti plastik atau logam.
Namun, jika tidak dikelola dengan benar, sampah organik juga dapat menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan dan berpotensi menyebabkan kerusakan alam yang signifikan.
Ada beberapa potensi kerusakan alam yang merupakan dampak dari sampah organik yang tidak dikelola dengan baik.
Berikut adalah beberapa potensi kerusakan alam yang merupakan dampak dari sampah organik yang tidak dikelola dengan baik :
1. Pembusukan dan Emisi Gas Rumah Kaca
Salah satu bahaya dari penumpukan sampah adalah proses pembusukan yang menghasilkan gas metana (CH₄).
Metana adalah salah satu gas rumah kaca yang memiliki potensi pemanasan global jauh lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida (CO₂).
Saat sampah menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa adanya pengelolaan yang baik, proses pembusukan anaerobik (tanpa oksigen) terjadi, menghasilkan metana yang dilepaskan ke atmosfer.
Peningkatan kadar metana di atmosfer berkontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global.
2. Kontaminasi Tanah dan Air
Sampah yang terurai dapat menghasilkan lindi, yaitu cairan yang terbentuk dari proses pelarutan material organik yang meresap ke dalam tanah.
Lindi ini dapat mengandung berbagai zat beracun, termasuk logam berat dan bahan kimia berbahaya lainnya yang dapat mencemari tanah dan air tanah.
Kontaminasi ini berdampak buruk terhadap kesuburan tanah, kesehatan ekosistem, serta kualitas air yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
3. Pengurangan Kualitas Udara
Proses pembusukan sampah yang tidak terkelola dengan baik juga dapat menghasilkan bau yang tidak sedap dan mengurangi kualitas udara di sekitarnya.
Bau ini tidak hanya mengganggu kenyamanan manusia, tetapi juga dapat menarik hama seperti lalat dan tikus, yang bisa menjadi vektor penyakit.
Di beberapa daerah, pembakaran sampah masih sering dilakukan sebagai metode pembuangan, yang menghasilkan polutan udara berbahaya seperti karbon monoksida, partikulat, dan bahan kimia lain yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
4. Kehilangan Potensi Manfaat
Sampah sebenarnya memiliki potensi manfaat yang besar jika dikelola dengan baik, misalnya melalui proses pengomposan yang menghasilkan kompos sebagai pupuk alami.
Pengomposan tidak hanya mengurangi volume sampah yang perlu dibuang, tetapi juga menghasilkan produk yang berguna untuk pertanian dan hortikultura.
Namun, tanpa kesadaran dan pengetahuan yang memadai, banyak sampah yang justru terbuang percuma, berkontribusi pada permasalahan lingkungan yang seharusnya bisa dihindari.
5. Gangguan Ekosistem
Pembuangan sampah secara sembarangan di area terbuka atau ekosistem alami seperti hutan atau sungai dapat mengganggu keseimbangan ekosistem tersebut.
Sisa makanan dan bahan organik lainnya dapat menyebabkan eutrofikasi di perairan, yaitu peningkatan nutrien yang memicu pertumbuhan berlebihan alga dan tumbuhan air.
Hal ini dapat mengurangi oksigen terlarut di dalam air, mengancam kehidupan akuatik, dan mengganggu rantai makanan alami.
Dengan pengelolaan yang tepat, dampak negatif sampah organik terhadap lingkungan dapat diminimalisir, sekaligus mengoptimalkan potensi manfaat yang ada.
Hal ini tidak hanya penting untuk menjaga keseimbangan alam, tetapi juga untuk memastikan bahwa lingkungan kita tetap lestari bagi generasi mendatang.